Saturday, August 20, 2016

Benarkah dengan Apa yang Anda Lihat dan Katakan?

Masyarakat Indonesia yang dominan dengan sifat rasa ingin tahu (penasaran) dan mudah terpengaruh (terprovokasi) berdampak sangat besar pada sesuatu dan hal-hal yang ada di sekitarnya, bisa jadi dalam ranah positif ataupun negatif. Sangatlah sulit untuk menghapus sifat tersebut, tapi setidaknya bisa untuk dibenahi agar tidak menjadikan sifat tersebut ke dalam ranah negatif, kita ambil contoh saja terhadap kinerja Polri yang selalu dinilai dan dipandang Negatif. Hmmm, itulah jika masyarakat memandang dalam ranah negatif yang seharusnya dan senyatanya bahwa kinerja Polri tidak seperti itu. Jika hanya melihat, menilai, dan mencela tanpa adanya sikap & perbuatan untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang Polisi. Contohnya seperti ini yang tidak pernah dipandang masyarakat yang hanya bisa melihat dari ranah negatif saja :


Benarkah dengan apa yang anda lihat dan katakan? Upsss, jangan berkata benar tanpa ada bukti. Jika anda mengatakan Benar atau Salah itu pasti disertai dengan argumentasi yang sesuai dengan benar atau salah tersebut, namun satu hal yang terpenting dan perlu diingat adalah Kebenaran hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa semata. Jika kita ingin mengatakan benar atau salah dalam hal apapun, jika dikaitkan dengan materi kuliah saya di bidang S1 Sosiologi dalam hal ini hendaknya kita harus meneliti secara Fenomenology atau bisa jadi dengan cara Etnomethodology yang diajarkan dalam mata kuliah Filsafat Ilmu. Apasih yang di maksud dengan Fenomenology dan Etnomethodology? Nah, sedikit saya jabarkan pengertian Fenomenology yakni fenomenologi secara umum dapat diartikan sebagai kajian terhadap fenomena atau apa-apa yang nampak. Lorens Bagus memberikan dua pengertian terhadap fenomenologi. Dalam arti luas, fenomenologi berarti ilmu tentang gejala-gejala atau apa saja yang tampak. Dalam arti sempit, ilmu tentang gejala-gejala yang menampakkan diri pada kesadaran kita dan untuk arti Etnomethodology merupakan kumpulan pengetahuan berdasarkan akal sehat dan rangkaian prosedur dan pertimbangan (metode) yang dengannya masyarakat biasa dapat memahami, mencari tahu, dan bertindak berdasarkan situasi dimana mereka menemukan dirinya sendiri.

No comments: